Kamis, 29 Agustus 2013

Refleksi Perayaan HUT RI ke- 68 Seminari Wacana Bhakti

100 % Seminaris dan 100% Indonesia
(Sebuah Refleksi dalam Mengisi Kemerdekaan)
Oleh: Carolus Budhi Prasetyo

Perayaan HUT Republik Indonesia ke- 68 dirayakan dengan penuh gegap gempita di seluruh pelosok tanah air. Tidak ketinggalan, para seminaris Wacana Bhakti pun mengisi perayaan HUT RI dengan mengadakan acara komunitas. Acara komunitas ini dikoordinasi oleh Ofisi Seminari. Acara 17- an ini dilaksanakan selama dua hari yaitu Jumat- Sabtu, 16/8- 17/8. Pada Jumat sore kami melaksanakan perlombaan dijiwai semangat kemerdekaan dengan diawali upacara pembukaan oleh Pras, Bidel Umum.
Lomba- lomba yang diadakan yaitu estafet sarung, joget balon, eatbulaga, panko mata, dan tarik tambang. Pada awal perlombaan pun kami dituntut untuk kreatif dengan mengirimkan de ville setiap angkatan dengan kostum dan gaya yang unik. Pada hari Sabtu kami menutup rangkaian acara dengan pesta makan malam komunitas.
Selama menjalani rangkaian perayaan HUT RI ini saya merasakan senang sekaligus haru. Mengapa saya dapat merasa senang karena selama menjalani rangkaian acara kami semua menjalankannya dengan penuh semangat yang membara, semangat berkompetisi, dan semangat melebur menjadi komunitas yang solid. Haru karena rasa nasionalisme yang selama ini tidak berkobar- kobar kembali berkobar apalagi setelah kembali mengenang jasa- jasa para pahlawan. Hal yang begitu mengharukan adalah saat kami bersama- sama menyanyikan lagu kebangsaan yaitu “ Indonesia Raya” setelah perayaan ekaristi pada hari Sabtu.
Sesuai dengan judul refleksi saya “100% Seminaris dan 100% Indonesia” ada beberapa nilai yang saya dapatkan yang berguna bagi kehidupan saya sebagai seminaris dan warga negara. Nilai cinta tanah air menjadi nilai yang sangat terasa dalam merayakan HUT RI ini. Cinta tanah air memang tidak mudah dijalani dalam kehidupan sehari- hari namun sangat penting bagi kita utnuk menanamkannya dalam diri. Kita harus cinta tanah air karena di sinilah kita mengukir sejarah hidup kita.
Kita harus membalas segala jasa para pahlawan yang telah membantu memerdekakan Indonesia karena tanpa mereka mungkin sampai sekarang kita masih menjadi bangsa yang terjajah.
Persatuan, melalui perlombaan- perlombaan yang ada saya memaknai tujuannya yaitu untuk mempersatukan semua orang. Semangat perstuan dalam perlombaan tersebut untuk menyadarkan kita bahwa dalam memerdekakan bangsa Indonesia tidak akan berhasil bila berusaha sendirian melainkan harus bersatu padu untuk merdeka. Setelah kita bersatu maka kita membutuhkan semangat untuk bekerja sama. Dalam bekerja sama dibutuhkan keselarasan dna kesatuan niat dan tujuan yang jelas seperti dalam permainan tarik tambang. Dengan bekerja sama maka permasalahan yang besar dapat ditangani bersama.
Apabila dikaitkan dengan 4 pilar seminari, dalam menjalaninya saya merasakan kedalaman dan penghayatan yang cukup baik. Saya pun semakin diingatkan mengenai nilai sejarah dan nilai moral yang didapatkan dari berbagai perlombaan. Perlombaan yang ada membantu kita untuk semakin sehat karena terdapat unsur olah raga. Dalam hidup berkomunitas kita pun dituntut untuk dapat bersatu, bekerja sama, dan berkreasi- berinovasi.
Selama merayakan HUT RI saya  diingatkan akan Penyelenggaran Allah dalam kemerdekaan Indonesia. Tanpa penyelenggaraan- Nya maka para pahlawan tidak akan berhasil memerdekakan bangsa ini. Karena berkat dan perlindungan Allah, para pahlawan dihindarkan dari mara bahaya dan semakin diarahkan kepada tujuan yang mulia yaitu bebas dari penjajahan. Saya merasa Indonesia yang dapat mencapai umur 68 tahun merupakan bentuk kasih dari Allah karena Indonesia terus diberi kesempatan untuk berkembang dan bertobat dari segala kelaliman dan ketidak adilan di seluruh Indonesia.
Ada dorongan bagi saya untuk terus mengisi kemerdekaan Indonesia dengan mencerdaskan bangsa Indonesia. Saya yakin dengan mencerdaskan bangsa Indonesia maka seluruh rakyat dapat merasakan kemerdekaan, kesejahteraan, dan keadilan. Sehingga tidak ada lagi orang- orang yang merasakan ketidak adilan.
Sebagai calon imam, makna keseluruhan dari kegiatan ini adalah bahwa kita disadarkan untuk juga berbakti terhadap negara dan menjalankan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai warga negara. Kegiatan ini memantapkan panggilan saya karena salah satu tugas imam adalah melayani agar semua manusia dapat merasakan kasih Allah dan memerdekakan dari segala bentuk penjajahan. Yang ingin saya kembangkan sebagai calon imam adalah semangat nasionalisme seperti Mgr. Soegija.






0 komentar:

 
;