Sabtu, 30 April 2011

Mgr. Ignatius Suharyo, Sang Uskup Agung KAJ

Mgr I Suharyo: Jawaban Nyata atas Tantangan Iman
http://www.hidupkatolik.com/foto/bank/images/mgr-ign-suharyo-sj-hidup-katolik.jpg

Mgr. Ignatius Suharyo lahir di Sedayu, Yogyakarta, 9 Juli 1950. Semboyannya "Serviens Domino Cum Omni Humilitate" (Act 20:19) yang artinya "Aku Melayani Tuhan Dengan Segala Rendah Hati" (Kisah Para Rasul 20:19).

VISI
Gereja Katolik di Keuskupan Agung Jakarta yang dibangun dan dikembangkan menjadi Umat Allah
• yang semakin setia sebagai murid-murid Yesus dalam menanggapi Kabar Gembira keselamatan-Nya dan
• yang semakin setia sebagai saksi dan utusan-Nya di mana pun mereka hidup dan bekerja.

MISI
Memberdayakan lingkungan teritorial paroki dan kelompok kategorial agar menjadi umat basis yang semakin berkualitas dalam hal:
• Iman: berpusat dalam perayaan Ekaristi, diperdalam dengan pendalaman sabda Tuhan dan ajaran Gereja, dihayati dalam penerimaan sakramen-sakramen;
• Persaudaraan: makin dibangun ke dalam (antar sesama orang beriman) dan makin inklusif (dengan tetangga se-RT/RW) dengan kesadaran bahwa kita adalah saudara sesama ciptaan Tuhan dan sesama sebangsa-setanah air;
• Pelayanan: dengan tulus peduli pada mereka yang miskin dan terpinggirkan di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi sehingga kehadiran Gereja Katolik memberi makna bagi sesama, terutama yang menderita.

Strategi yang dipilih adalah pastoral gembala baik, dengan meneladan Yesus Kristus,
Pemberdayaan umat basis juga menggulirkan gerakan habitus baru dalam hal lingkungan hidup (sampah) dan pekerja (terutama pekerja rumah tangga dan buruh).

Keuskupan Agung Jakarta yang sekarang dipimpin oleh Mgr. Ignatius Suharyo semakin lama semakin kokoh dan harus teguh dalam menghadapai segala arus zaman. Dengan strategi gembala yang baik, Bapak Uskup bersama Keuskupan berupaya untuk menggembalakan umat dengan cara kreatif terlebih untuk melayani mereka yang kurang diperhatikan. Relevansi ini dapat terlihat dengan progam- progam KAJ yang membantu mereka yang kurang diperhatikan, baik mereka yang beragama Katolik atau bukan. PSE Keuskupan yang mengkoordinir Sie. PSE paroki memiliki progam kerja yang baik.

Di paroki saya, Sie. PSE secara aktif membantu perkembangan sosial dan ekonomi warga. Adanya pembagian sembako maupun bantuan dana atau beasiswa bagi anak yang kurang mampu.Pengembangan sosial dan ekonomi warga juga dibantu dengan adanya berbagai kursus keahlian. Dengan adanya kursus ini diharapkan warga tidak tergantung dengan Keuskupan Agung Jakarta. Mgr. Suharyo yang belum memasuki usia senja pun menurut saya dapat secara aktif untuk memantau segala perkembangan pastoral yang ada. Lembaga Daya Dharma dapat menjadi wadaha bagi pengembangan kehidupan warga. Keuskupan yang mempunyai rumah penitipan dan panti asuhan secara terbuka. Adanya fasilitas yang dikelolah oleh keuskupan maupun kerja sama WKRI KAJ secara relevan melakukan misi KAJ yaitu pelayanan. Anak- anak yang terlantar maupun anak pemulung yang kemudian diasuh dapat memperbaiki kondisi sosial keluarga yang kurang baik. Pendidikan pun dapat dirasakan bagi mereka.

Bertambahnya Paroki Santa Maria Regina, Bintaro juga salah satu hasil kepemimpinan Mgr. Suharyo. Karena dapat dipastikan Keuskupan telah memperhitungkan secara matang berdirinya paroki tersebut. Gagasan kemandirian tersebut yang telah disiapkan merupakan buah usaha umat basis dalam lingkungan kategorial maupun yang lebih luas. Uskup bersama seluruh elemen KAJ ingin mewujudkan KAJ yang memiliki kesatuan. Secara disadari maupun tidak Uskup yang telah memberikan pedoman dan teladan. Uskup Suharyo yang memiliki motto "Serviens Domino Cum Omni Humilitate" menjadikan dirinya harus rendah hati. Ia mau berdialog dengan pemuka agama.

Teladan Uskup ini maka semua elemen KAJ mau terbuka akan dialog dan mendekati para masyarakt non Katolik. Dalam pandangan saya terhadap Paroki Santa Maria Regina, para pemimpin paroki St. Matius dan stasi mau mendekati dan merangkul warga sekitar bersama para pemimpinnya. Izin pun didapatkan karena semua dilakukan secara terbuka dan saling percaya. Pengadaan pelayanan kesehatan bagi warga sekitar merupakan tindakan nyata Keuskupan Agung Jakarta yang dilakukan paroki bahwa adanya gerakan habitus baru. Menciptakan kesehatan yang baik bagi warga. Kepedulian pada lingkungan hidup juga menjadi gerakan habitus baru, Paroki menggerakan umat untuk mencintai lingkungannya secara nyata. Gerakan menanam pohon, memperhijau lingkungan gereja maupun daur ulang membuat pemberdayaan lingkungan yang baik dan memelihara pemberian Allah kepada kita.

Relasi antar agama dan kebebasan umat beragama merupakan keterkaitan yang saling berhubungan. Dalam pesan Natal Mgr. Ignatius Suharyo bahwa tantangan hidup semakin kompleks bersama dengan perkembangan jaman, maka kebebasan beragama tidak hanya dilihat dari kebebasannya saja, tapi harapannya adalah supaya agama sungguh-sungguh memperbaharui kehidupan. Hal penting menurut Mgr. Suharyo, bukan hanya perdamaian saja, sebab tanpa kebebasan beragama martabat manusia sendiri yang menjadi cacat dan direndahkan, karena soal agama dan iman tergantung dari penghormatan martabat manusia kalau itu dilanggar, maka dengan sendirinya martabat manusia itu jatuh.

Uskup Suharyo secara terbuka ikut dalam dialog antar agama. Dalam pengupayaan
gereja keuskupan bersama paroki melakukan pendekatan dengan golongan lain agar mendapatkan izin dan rekomendasi.
Walau ada kendala yang harus dihadapi beberapa paroki di KAJ ini. Penolakan warga maupun upaya warga mengganggu kegiatan ibadah kita. Seperti Paroki Bernadeth dan Paroki Yohanes Maria Vianney. Secara sadar sebagai golongan minoritas bahwa kita memiliki hak yang sama untuk beribadah.

Dalam Gereja sendiri, Keuskupan Agung Jakarta harus menghadapi sikap penghayatan umat yang kurang pada iman maupun Ekaristi sebagai puncak iman. Umat paroki kelas menengah ke atas yang mengikuti arus zaman dan duniawi menjadi serba instan, dan kurang memperhatikan iman. Datang telat pulang dahulu, pakaian yang digunakan maupun sikap di dalam gereja. Secara halus para pastor paroki menjelaskan sikap- sikap liturgy yang baik. Menegur bila umat kurang pantas ikut perayaan Ekaristi. Mereka yang sudah senja yang aktif dalam paroki. Di paroki saya pastor menulis di warta paroki tentang pemahaman iman. Dalam homili pun pastor menyisipkan pelajaran liturgi. Keuskupan dengan komisi liturgi maupun katekis menggerakan seksi paroki. Katekis maupun sie liturgi menghimbau umat agar pantas untuk mengikuti perayaan Ekaristi. Sekaligus menyadarkan bahwa Ekaristi adalah puncak iman.

Uskup Suharyo mengadakan misi domestik di Keuskupan Timika dan Keuskupan Sanggau. Adanya misi domestik di Bomomani maka KAJ membantu pemahaman iman, liturgi umat. Sekaligus membuat warga mandiri dalam ekonomi. Menurut saya misi ini baik.

Kesimpulan :
Argumentasi saya ini menunjukkan bahwa KAJ bersama kepemimpinan Mgr. Suharyo memiliki perkembangan yang baik. Keuskupan terbuka dengan agama lain, tanpa melupakan perkembangan dari dalam. Uskup Suharyo yang belum memasuki usia senja dapat mendampingi keuskupan secara langsung dan dekat. Seperti kunjungan beliau ke Bomomani. Mgr. Suharyo bersama keuskupan memiliki dasar yang kokoh untuk perkembangan Gereja dan umat yang lebih baik,sehingga visi- misi dapat terlaksana secara maksimal. Saya suka dengan semboyannya karena ia melaksanakan secara nyata, ia memimpin secara rendah hati!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam Damaii.....

Saya minta tolong lagu Motto bpk Uskup Ig. Suharyo,

Di mana saya bisa mendapatkan.

Tks,
Bu Silalahi
Paroki St. Arnoldus Bekasi

 
;