Perjuangan
Berat Menuju Sekolah
Pergi ke sekolah? Mungkin itu adalah ide
yang tidak terlalu menarik untuk dibaca. Namun, saat kita membahas para
seminaris ( Seminari Wacana Bhakti) agar sampa ke sekolah pasti sebuah ide
cemerlang.
Bagi siswa- siswi SMA pada umumnya dapat sampai ke sekolah masing- masing dengan menggunakan kendaran pribadi, mobil antar- jemput, bahkan transportasi
umum. Tetapi para seminaris yang belajar kesederhanaan ridak membutuhkan itu
semua. Sebenarnya bukan karena nilai kesederhaan yang dipakai sebagai alasan.
Tapi, seminari itu berjarak sekitar 50 meter dari SMA Kolese Gonzaga ( tempat
para seminaris Seminari Wacana Bhakti bersekolah) sehingga hanya bermodalkan
sepasang kaki lengkap bersma alas kakinya dan menyisihkan waktu 2 menit s.d. 3
menit waktu perjalanan.
Para seminaris akan mengawali perjalanan
mereka dengan merapihkan buku, penampilan, bahkan mandi terlebih dahulu karena
telat bangun pagi. Di depan unit masing- masing para seminaris akan berdoa
bersama. Mungkin, para seminaris yang telah diresapi oleh dasar kekeluargaan
yang tinggi maka para seminaris akan menunggu sampai para seminaris lengkap
semua.
Seperti biasa pada pukul 06. 55 atau 5
menit sebelum bel masuk dan pelajaran pertama dimulai berbunyi, barulah kami
berdoa, Karena jarak yang sangat dekat maka kami sering terlena dan terakdang
pintu gerbang di samping telah dikunci. Kami pun harus melewati ruang moderator
dan beradu argumentasi di saat ketahuan moderator. Tidak jarang kami berbohong,
bahwa kami baru saja dari kamar mandi, sakit perut, atau merawat teman yang
sakit.
Inilah
kenyataanyang ada kala para seminari akan berangkat ke sekolah. Itu kebanggan
saat peraturan menyiksa saya namun tetap dapat memahaminya. Semoga semakin
berani untuk berjalan kaki!
*) Tulisan ini dibuat pada Minggu, 9 September 2012
untuk memenuhi tugas jurnalistik dari Mbak Ninu
dan Kak Astri.
0 komentar:
Posting Komentar